Jangan-Bersedih1

Sahabat ku

Terimakasih kerana ' FOLLOW ' blogku ini, semoga Allah akan merahmati hidup kita semua...aamin yarabbal'alamin.

Keyakinan Diri Terhadap Allah




Assalammualaikum;

Apabila seseorang ragu akan keagungan Allah, namun lebih yakin pada kemampuan dirinya dengan pertolongan makhluk, maka jangan salahkan siapa pun kalau dalam hidupnya ia akan menemukan banyak kekecewaan.

Barang siapa ingin hidupnya selalu dilindungi, dibela, dimudahkan urusannya oleh Allah, dikabulkan doa-doanya, tetapi tidak pernah bersungguh-sungguh untuk meningkatkan mutu keyakinannya kepada Allah, maka keinginannya hanya akan menjadi sebuah angan-angan. Apalagi bila tanpa usaha nyata untuk mewujudkannya.

Ketahuilah, hanya Allah-lah yang seharusnya cukup menjadi penolong baginya, yang menjamin segala urusannya. Tidak ada satu pun penghalang jaminan Allah, kecuali su'udzan (buruk sangka) dari makhluk itu sendiri.

Kita harus terus meningkatkan mutu keyakinan kepada Allah, agar Allah juga selalu yakin untuk memberikan apa pun yang kita minta dan yang tidak kita minta. Lalu bagaimana cara meningkatkan keyakinan diri?

"Ilmul yaqin"

Ilmul yaqin adalah orang yang menyakini segala sesuatu berdasarkan ilmu. Misalnya, di Mekkah ada Kakbah. Kita percaya, karena menurut teorinya begitu, ilmunya begitu. Apa pun yang terjadi pada Kakbah kita percaya, karena belum tahu yang sebenarnya bagaimana.

"Ainul yaqin"

Ainul yaqin adalah orang yakin karena telah melihat dengan mata kepala sendiri. Orang yang telah pergi ke Mekkah, bisa melihat sendiri Kakbah. Keyakinannya akan berbeda dengan orang yang yakin berdasarkan teori atau ilmu. Orang
yang mengatakan Kakbah itu ujungnya bulat, kalau hanya dengan ilmu bisa jadi kita percaya. Tapi bagi orang yang telah melihatnya akan berkata sesuai dengan yang telah dia lihat.

"Haqqul yaqin"

Haqqul yaqin adalah orang yakin dan terbukti kebenarannya. Orang yang telah merasakan lazatnya tawaf, berdoa di Multazam, merasakan di ijabahnya doa, dan mengatakan Ka'bah itu luar biasa sekali. Setelah pulang, doa kita diijabah dan susah didustakan. Akan semakin berbeza keyakinannya
dengan orang yang hanya yakin berdasarkan ilmu saja tanpa merasakan bukti kebenarannya.

Inilah cara untuk meningkatkan keyakinan kita. Ini juga yang menjadi tingkat keyakinan tertinggi kita, sehingga tidak bisa digempur dari sisi mana pun. Mulailah dari ilmul yaqin, ainul yaqin, dan akhirnya dengan haqqul yaqin. Hanya itulah yang akan meningkatkan keyakinan kita kepada Allah.

Semua yang ada di dunia adalah keseluruhannya milik Allah. Maka setiap manusia yang hatinya bergantung kepada selain Allah, dia akan sangat rugi. Yakinlah, Allah yang akan mengatur segalanya. Kita sering mengatakan, "Allah...Maha- kaya." Tapi terbukti kita masih risau takut tidak beroleh rezeki.
"Allah Maha Penentu", "Allah yang menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan", tetapi kita masih waswas tidak mendapatkan pasangan. Kita sering memuji kebesaran nama Allah, tapi kita sendiri ­kadang-kadang­ malah tidak melakukan hal yang sesuai dengan apa yang kita katakan. Inilah pertanda kalau kita masih ainul yaqin belum sampai pada haqqul yaqin.

Saudaraku, semua yang ada di dunia adalah titipan semata, dan kita harus menjaganya sesuai dengan aturan Allah. Segala sesuatu akan kembali kepada-Nya. Untuk itu, sebelum segalanya kembali, kita harus pandai-pandai memanfaatkannya. Yakinlah, kita adalah milik Allah dan akan
kembali ke hadapan-Nya. Jangan pernah ragu akan sesuatu yang Allah miliki. Kita bukan pemberi hidayah, hanya Allah pemberi hidayah.

Kita berjuang memuliakan orang tua kita, bukan berarti kita sanggup memberikan petunjuk. Kita berjuang memuliakan mereka lewat doa dan perbuatan, dengan harapan Allah yang memberi petunjuk. Kita berjuang untuk mendapatkan hidayah. Jika Allah belum berkenan untuk memberikannya, kita tidak perlu kecewa. Allah pasti mencatat apa yang kita perjuangkan dan mungkin suatu hari Allah menghendakinya. Jika Allah telah mengizinkannya siapa yang bisa menghalanginya?

Kita harus mampu meningkatkan keyakinan kepada Allah, jangan hanya mengakui secara lisan. Yakinkan diri saat kita berdoa. Lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita tidak perlu takut mati dan khuatir akan nafkah untuk anak dan isteri kita. Selama hidup dan sampai bila pun, bukan kita yang membiayainya, melainkan Allah. Untuk itu, teruslah untuk mendekatkan diri dan menyakinkan diri kepada Allah, di samping amal yang sempurna.

Dia lah Allah yang tidak akan pernah lupa kepada orang-orang yang yakin kepada-Nya. Walau kita punya harta, punya usaha, tetap juga meminta agar Allah mencukupi. Hakikatnya semua yang kita miliki adalah dari Allah, dan itu adalah titipan-Nya.

Kita tidak boleh berbuat zalim kepada orang lain. Cubalah untuk rendah hati dan tawadhu'. Penghargaan akan datang kepada kita tanpa harus berbuat zalim kepada orang lain. Kita harus belajar yakin bahwa tidak ada satu pun pengundang bencana, kecuali perilaku kita sendiri dan tidak ada yang boleh menolong kita selain Allah.

Maka, sempurnakanlah ikhtiar kita sesuai dengan sunnatullah. Kejarlah pertolongan Allah, yaitu inayatullah. Semoga Allah menolong kita menjadi orang yang selalu rindu, bisa mengenal Allah dengan baik, dan diberi kurnia keyakinan yang mantap. Orang-orang yang ingkar pada ugama, boleh jadi karena dia baru sampai pada ilmul yaqin. Yakin kepada Allah berdasarkan ilmu saja tidak cukup karena belum meresap ke dalam jiwa.

Ternyata nurul yaqin atau cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati seorang hamba Allah yang arif dan berkeyakinan teguh, datangnya dari khazanah kegaiban Allah Ta'ala. Alam semesta ini menjadi terang benderang kerana cahaya dari langit yang diciptakan Allah. Sedang cahaya yang menerangi hati manusia adalah nur dari sifat-sifat Allah. Cahaya yang tampak adalah bekas cahaya yang diciptakan Allah, dan cahaya yang tidak tampak adalah cahaya dari sifat-sifat Allah.

Sesungguhnya Allah SWT tidak bisa dilihat oleh mata karena mata ini terlalu lemah, melihat yang jauh saja tidak mampu, begitu pula untuk melihat yang sangat dekat. Orang yang hatinya diberi cahaya oleh Allah ketika melihat sesuatu, hatinya pun ikut melihat keagungan Allah. Misalnya seseorang yang hatinya telah diberi anugerah cahaya Allah, maka ketika ia memandang keindahan alam semesta. Hatinya pun akan ikut merasakan keagungan Allah Yang Menciptakan alam ini.

Maka orang-orang yang hatinya bersih, dia akan melihat alam ini berbeza dengan yang terlihat oleh pancaindera. Insya Allah tidak ada kerisauan tentang rezeki. Rezeki sudah pasti Allah yang berikan, tidak akan pernah tertukar....barakallah