Jangan-Bersedih1

Sahabat ku

Terimakasih kerana ' FOLLOW ' blogku ini, semoga Allah akan merahmati hidup kita semua...aamin yarabbal'alamin.

Berusaha dan Bertawakal



Assalammualaikum..

Berusaha dan Bertawakallah padaNya..

Diri sentiasa merasa tertekan dengan segala ujian dan cabaran yang diberi-Nya.. sedangkan setiap kesulitan yang diberi mempunyai hikmah tersembunyi yang pasti datang mengiringi.. Usaha dan kemudian tawakallah hanya pada Allah. Betulkanlah niat kita dalam bertawakal.. usah lah berharap pada makhluk tapi memohon lah pada Allah SWT dalam mencapai kejayaan pada apa yang kita usahakan. Insyallah kejayaan pasti datang mengiringi..

“Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(S.Al-Anfal : 61)

Dan hanya kepada Allahlah, hendaknya orang-orang mu’min bertawakal.
(S.Al-i-Imran :122)

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
(S.Al-imran :159)

"Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
(S.al-Anfal : 49)

Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.
(S.An Nahl: 41-42)

Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(S.At Talaq:3)

Dari Ibnu Abbas ra, “Hasbunallah wani’mal Wakil’ kalimat yang dibaca oleh Nabi Ibrahim as ketika dilempar ke dalam ap, dan juga telah dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika diprovokasi oleh orang kafir, supaya takut kepada mereka ; ‘sesungguhnya manusia telah mengumpulkan segala kekuatannya untuk menghancurkan kalian, maka takutlah kamu dan janganlah melawan, tapi orang-orang beriman bertambah imannya dan membaca, Hasbunallah wa ni’mal Wakil (cukuplah Allah yang mencukupi kami dan cukuplah Allah sebagai tempat kami bertawakal.”
(HR. Bukhari)

Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW senantiasa berdoa, ‘Ya Allah hanya kepada-Mulah aku menyerahkan diri, hanya kepada-Mulah aku beriman, hanya kepada-Mulah aku bertawakal, hanya kepada-Mulah aku bertaubat, hanya karena-Mulah aku (melawan musuh-musuh-Mu). Ya Allah aku berlindung dengan kemulyaan-Mu di mana tiada tuhan selain Engkau janganlah Engkau menyesatkanku. Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati, sendangkan jin dan manusia mati.
(HR. Muslim)

Sebagaimana yang terdapat dalam hadits no 5, dalam kitab Riyadhus Shalihin. Dimana dikisahkan pada saat perang Dzatur riqa’, ketika Rasulullah SAW sedang beristirahat di bawah sebuah pohon, sedangkan pedang beliau tergantung di pohon. Ketika tiba-tiba datang seorang musyrikin yang mengambil pedang beliau sambil berkata, siapa yang dapat melindungimu dariku?. Namun dengan sangat tenang Rasulullah SAW menjawab Allah. Setelah tiga kali bertanya, tiba-tiba pedang yang dipegangnya jatuh. Lalu Rasulullah SAW mengambil pedang tersebut seraya bertanya, sekarang siapakah yang dapat melindungimu dari ku?

Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rezeki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di petang hari dalam keadaan kenyang.
(HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Nabi SAW bersabda : “Akan masuk syurga 70,000 orang dari kalangan umatku tanpa dihisab”, mereka berkata : Siapakah mereka wahai Rasulullah? Baginda menjawab : “Mereka ialah orang tidak mengubati dirinya dengan ruqyah (jampi), tidak percaya kepada petanda baik atau buruk (dengan melihat burung dan sebagainya) dan tidak membakar bahagian tubuh yang sakit dengan besi panas. Mereka bertawakal kepada Allah semata-mata”.
(Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Sesungguhnya Allah berkuasa makhluk tidak berkuasa.

Yang baik itu dari Allah jua...barakallah.

Tahajjud




بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ

“Dan pada sebahagian malam hari bersolat Tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadat tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
(S. Isra’; 79)
Rasulullah SAW bersabda: “Kerjakanlah solat malam sebab itu adalah kebiasaan orang solihin sebelum kamu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhanmu, juga sebagai penebus segala amalan buruk, pencegah dari perbuatan dosa dan dapat menghalangi penyakit dari badan.”
(Riwayat Tirmizi dan Ahmad r.a.)
..InsyaaAllah sahabat

Hidup tidak miskin


Assalammualaikum..
Dalam kehidupan ini belum ada lagi yang hidup dalam kemsikinan sebenarnya. Adakah yang dikatakan miskin itu orang yang berpakaian lusuh, kusam, atau pakaian yang koyak di beberapa bahagiannya. Mereka tidak memiliki pakaian selain kain-kain yang melekat di tubuhnya, bahkan orang-orang yang memanfaatkan kain-kain terpakai untuk dijadikan pakaian, apakah mereka ini yang dikategorikan sebagai orang yang miskin?
Orang-orang yang tidak memiliki cukup makanan untuk disantap setiap hari, yang kebingungan setelah sarapan pagi nanti, tidak tahu apa yang harus dimakan untuk tengaharinya pula, atau mereka yang tidak yakin apakah esok hari masih ada makanan untuk disantap. Orang-orang yang hanya bertemu makanan sekali dalam sehari atau mereka tepaksa berpuasa berhari-hari kerana tidak ada wang untuk membeli sedikit makanan. Inikah yang disebut sebagai miskin?
Anak-anak yang berkeliaran di jalanan mencari makan diusia mereka yang masih belia. Para pengemis jalanan, pemungut sampah, tukang sol sepatu, peniaga di tepi jalan yang penghasilan mereka lebih kecil dari duit belanja anak-anak di sekolah golongan elit. Miskinkah mereka?
Tukang sapu, buruh bangunan, pekerja di pasar, pemungut barangan terpakai dan tukang angkut sampah serta pekerja kasar lainnya. Benarkah mereka golongan orang-orang miskin?
Orang –orang yang sakit bertahun-tahun tak kunjung sembuh kerana tidak mampu untuk membeli obat, orang-orang yang banyak hutang dan tidak mampu untuk membayarnya, beginikah gambaran orang yang miskin?
Sebuah keluarga yang berpindah-randah dan sering diusir oleh pemilik rumah kerana tidak mampu untuk membayar sewa rumah atau mereka yang memilih mendirikan pondok di kawasan pembuangan sampah. Layakkah disebut miskin?
Yang tidak mempunyai handphone , tidak pernah makan pizza, tidak tahu bagaimana rasanya ayam crispy , yang tidak tahu jenis makanan yang ada di restoran kerana nama dan bentuknya sangat asing, tidak pernah ke panggung, bahkan tidak mempunyai TV di rumah mereka. Inikah yang dikatakan sebagai orang yang miskin?
Orang-orang tidak memiliki satu jenis kenderaan walau hanya motor buruk, yang tak pernah merasakan sejuknya air cond di dalam kereta, yang mereka hanya mampu bermimpi untuk memiliki barang-barang mewah. Yang seperti inikah miskin?
Tidak sama sekali. Mereka bukanlah miskin yang sebenar-benarnya.
Miskin sebenarnya, mereka yang tidak bersyukur atas nikmat yang diperolehi, yang tidak merasa cukup dan selalu ingin hidup berlebih. Ramai yang mempunyai harta yang banyak sesungguhnya jauh lebih miskin dari orang-orang yang sering disebut miskin kerana tidak pernah merasa cukup dan bersyukur atas segala nikmat Allah yang telah diberikan.
Orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki, meskipun hidup hanya ibarat kais pagi makan pagi, kais petang makan petang, mereka adalah orang-orang yang kaya. Menjadikan rasa syukur kekuatan utama dalam menjalani kehidupan sebagai satu ibadah dan menjadikan Allah satu-satunya tempat bergantung dan meminta, .
Selagi mereka tak cepat putus asa, tidak selalu mengeluh dan meratapi nasib, tidak mengemis dan selalu berharap belas kasihan dari orang lain, tidak menjadikan dirinya beban orang lain, justeru mereka sangat kaya.
Dan selagi mereka mampu menggunakan anugerah yang Allah berikan seperti anggota tubuh badan dan pancaindera semaksimum yang mungkin..mereka itu jugalah yang kaya..
wallahualam..
Yang baik itu dari Allah jua...

Hidup nak cari REDHA Allah..


Bismillahirrohmanirrohim..
Hidup nak cari REDHA Allah..
Bila memikirkan, dalam semua perkara yang kita lakukan – tidur, bangun, mandi, solat, makan, pergi kerja, belajar, berkawan, berjalan, pergi sana sini, rancang itu dan ini, beli itu beli ini dan berbagai lagilah yang kita lakukan sepanjang hidup ini..
Adakah pernahkah kita risau samada Allah redha atau tidak dengan apa yang kita buat selama ini. Samada kerja baik, kerja separa baik, atau kerja yang sikit saja unsur baik nya. Kerja yang buruk tak perlu kita bincangkan rasanya, sah-sah Allah tak redha. Jadi, agak-agak nya..adakah Allah redha dengan semua itu?
ingatlah..setiap yang ALLAH IZIN TAK BERMAKNA ALLAH REDHA.
Kalau tidak, maka tak akan wujud la orang-orang kufur dan maksiat. Tidak akan ada lah kes-kes rompak bank, mencuri basikal, menyiksa ayam dan binatang lain, dan pelbagai lagi jenayah-jenayah zalim. Namun, perkara-perkara ini tetap wujud, sebab Allah izinkan. Tapi, sudah tentulah Allah tak redha, kan?
Ada sebabnya kenapa Allah izinkan ia terjadi juga. Itu lah namanya hikmah, kan.
Maka berbalik kepada soal redha tadi, kita sepatutnya susah hati memikirkan soal ini. Bukan terlalu merisaukan keizinan Allah dalam melaksanakan sesuatu agenda kita lalu berdoa, bermunajat, tunaikan solat hajat segala dengan harapan Allah perkenankan lalu izinkan ia berlaku, sehingga terlepas pandang pada persoalan – adalah Allah redha kalau aku mahukan ini dan ini?
Kerana ya, kita wajib ingat, Allah memang Maha Adil dan Pemurah, siapa yang berusaha maka dia akan dapat. Man jadda, wajada. Termasuk lah usaha doa, dia akan dapat, Allah akan beri. Ambil contoh perompak-perompak yang bertahun merancang rapi satu rompakan besar di bank yang besar, dengan segala kelengkapan dan latihan yang mereka jalani, kalau benar pada kaedah nya Allah izinkan juga mereka peroleh tujuan itu. Tak begitu? Tetapi boleh jadi, satu perkara yang kita usahakan sehingga Allah izinkan itu adalah satu perkara yang di luar keredhaan Allah namun kita tak sedar.
Di sini lah kerugian yang maha dasyat nya, di sinilah kita sepatutnya risau benar-benar risau.
Sudahkah kita khuatiri, samada aktiviti seharian yang kita buat, sudah buat atau bakal buat nanti benar-benar diredhai Allah?
Bagi yang sedang belajar, nanti kita akan tamat belajar dan berkerja. Ada pula yang akan berkahwin dengan pilihan hati, ada yang merancang hendak memulakan perniagaan, ada yang merancang untuk berpindah menetap di sesebuah tempat, dan bermacam-macam lagi yang kita rancangkan dan usahakan – lalu kita berharap sangat Allah izinkan, tapi adakah kita sudah khuatiri samada Allah redha dengan keputusan itu?
Redha allah..
Kita sering menyebut ‘insyaallah’. Semua benda pun, insyaallah. Dimana ya, itu sangat bagus. Bukan bermakna tak elok menyebutnya pula. Cuma, kita sangat bimbang dan mengharapkan izin Allah untuk kita laksanakan sesuatu, kita mahukan sangat perkara itu berlaku sampai kita sangat berharap Allah izinkan, dan kita ‘sebut-sebutkan’ pula yang kita telah berusaha untuk nya. Tetapi, kita lupa hendak mengharapkan Allah redha. Kita lupa hendak ‘bertanya’ pada Allah, Dia redha atau tidak dengan kehendak kita ni?
Bila mendapat sesuatu yang kita mahukan, kita sebut alhamdulillah! itu sangat bagus. Haruslah, kan. Tapi, kita lupa untuk berhenti sejenak dan ‘bertanya’,
“Allah…kau redha kah dengan ini dan ini? Kau tak kisah?”
Saudara muslimin muslimat sekalian. Kita sering terlupa, redha Allah itu tersangat penting. Redha Dia lah yang melayakkan kita ke syurga, kerana tak seorang pun dari kita akan ke syurga kerana amal kita, sekalipun nabi sendiri. Pada masa kita tertunduk lemah di hadapan pengadilan Allah kelak, meski berbakul-bakul amal yang kita galas dan persembahkan, ia langsung tidak akan menjadi tiket untuk kita ke syurga kalau Allah tidak limpahkan rahmat dan redhaNya pada kita.
“Rasulullah bersabda, ‘Mirip-miripkanlah dan tepatkanlah. Ketahuilah, sesungguhnya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat kerana amalnya.’ Para sahabat bertanya, ‘Juga termasuk anda, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ‘Juga termasuk aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya.”
[HR Muslim, Kitab: Iman 1/65 No. 38]
Amatlah menyedihkan dan merugikan andainya kita semua terlalu mengharapkan izin Allah sehingga lupa pada something yang paling penting yaitu Redha Nya dalam segala hal dan urusan.
Jadi marilah kita selepas ni, cakap baik-baik dengan Allah apabila kita mahukan sesuatu, bahawa kalau Dia redha sahaja maka izinkanlah. Kalau Dia tidak redha sepenuhnya maka tak usah lah. Kerana yang kita perlu kejar adalah bukan izin Nya, tapi izin DAN redha Nya.
Apalah guna kita dapat apa yang kita usahakan, kalau Allah tak redha. Ibarat seperti, apalah guna seorang pindah masuk rumah banglo yang besar di bandar, kalau emak di kampung sembunyikan terkilan dalam hatinya.
Semoga kita terpelihara. Semoga kita selalu sepanjang masa berusaha melakukan perkara yang berpeluang besar Allah akan redha. Dan ini boleh diukur dari sejauh mana kita mengikut syariat dan sejauh mana kita ikhlas hanya kerana Nya. Sentiasa lah merayu dan meminta padaNya supaya Dia redha sepenuhnya sambil Dia izinkan. Sentiasalah kita berhenti sejenak dan bertanya,
“Allah..kau redha kah dengan ini dan ini? Andai kau tak redha, jangan lha izinkan ya allah. Biar aku terkilan kerana tidak dapat apa yang aku mahukan, asalkan aku tidak terlepas walau sesaat di dunia ini tanpa redha mu..”
Arakian, insyaallah wa radhiallah, semoga kita semua kekal ikhlas dan terus tabah beramal.
“Dan orang-orang yang sabar kerana mengharapkan keredhaan Tuhan mereka semata-mata dan mendirikan solat, serta mendermakan dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka, secara bersembunyi atau secara terbuka dan mereka pula menolak kejahatan dengan cara yang baik; mereka itu semuanya adalah disediakan baginya balasan yang sebaik-baiknya pada hari akhirat.” Ar ra’d:22
Peringatan buat diri juga..insyaaAllah
Yang Baik itu dari Allah jua...

Rintihan seorang isteri

Bismillahirrohmanirrohim..
~ Al Kisah Rumah Tangga ~
“Awak dah kenapa sebenarnya?
Setiap hari mesti awak hantar gambar. Lepas tu suruh saya komen. Bila tak komen, awak merajuk..
“Kenapa, abang tak suka ke?”
“Rimaslah..tak payah hantar gambar pun takpe. Kita kan dah kahwin, abg balik rumah tengok gak awak.
Ni awak hantar gambar mcm2 pesen. mekap tebal, kening tebal, mekap gaya Korea, pas tu gaya rambut panjanglah, pendek, ikal mayang, kerinting, rebonding...aduhh laaa.
Dengan fesyen pakaian lagi, pastu dengan tudung belit tak belit, satin tak satin semua ada.
Apa halnya awak ni, Abg bukan ada mengurat sesiapa pun.”
Isterinya itu terus menangis. Dengan air mata berlinangan, dia berkata,
“Saya buat semua ini untuk abang. Untuk jaga mata abang.
Bukan saya tak tahu, abang di pejabat abang online Facebook, online Instagram, layan Twitter. Saya nampak status-status abang update. Saya nampak gambar-gambar yang abang like.
Abang memang tak mengurat. Tapi, abang tak jaga mata abang. Abang tengok gambar-gambar wanita gedik di media sosial. Abang cuci mata puas-puas seperti abang seorang bujang.
Jadi, saya belanjakan sebahagian duit gaji saya untuk berhias. Saya tak berhias di luar rumah, saya cuma pakai di dalam rumah. Abang suka tengok wanita pakai ketat-ketat, saya pun boleh pakai. Abang suka tengok wanita-wanita jual tudung, saya pun boleh gayakan tudung sebagaimana mereka. Abang suka yang melukis kening, saya pun boleh. Abang suka yang berkulit putih melepak, saya pun dah consume ubat kecantikan sampai dah jadi putih gebu untuk abang. Abang suka tengok yang berpurdah, saya berpurdah untuk abang.
Saya tak mampu nak suruh semua wanita di media sosial itu berhenti bergedik, berhenti berlumba menayangkan kecantikan masing-masing. Berhenti dari bertabarruj. Berhenti jadi cantik demi populariti dan hurungan mata lelaki.
Saya cuma mampu jaga suami sendiri. Mata suami saya.”
Cita-cita abang dulu sebelum nikah adalah untuk ke Jannah. Ada isteri solehah. Inilah yang saya cuba lakukan untuk abang. Saya tak dapat jadi isteri solehah bila saya biarkan saja suami sendiri menjamu mata dengan melihat yang haram.
Sedangkan dia ada yang halal. Ada yang sah.
Abang, saya tak mampu sentiasa cantikkan diri untuk abang. Suatu hari, saya akan menjadi wanita tua berusia. Kulit saya akan kusam dan berkedut. Hidung saya akan sedikit jatuh, kelopak mata akan layu.
Maka, lihatlah saya ketika saya masih mampu cantik untuk abang.
Dulu, abang pilih saya sebagai isteri dan abang kata sayalah yang paling cantik di mata abang.
Jika saya yang tercantik di mata abang, buktikan dengan setiakan mata abang pada yang satu ini.
Bila suatu hari nanti saya dah tak lagi terlihat cantik di mata abang, mohon ada sedikit ruang dalam mata hati abang untuk masih menghargai diri ini.
Pada saya sebagai seorang isteri, hanya suami sahajalah yang teristimewa di mata. Tiada lagi lelaki bang.”
Kalau perbuatan saya ni salah ampunkan saya bang, saya sayangkan abang dunia akhirat.."
Yang baik itu dari Allah jua..barakallah.
semoga bermanfaat..insyaaAllah.